Niat Sholat Wajib Yang Benar - Ustadz Khalid Basalamah
Ustadz bolehkah mengucapkan niat ketika
mau sholat atau wudhu seperti nawaitu?
Ustadz Khalid Basalamah tentang niat sholat wajib yang benar
Ini
sudah pernah saya jelaskan teman-teman sekalian. Kalau kita kembali kepada
hadits Nabi Muhammad maka belum pernah ada pengucapan lafadz. Tidak pernah ada
satu pun hadits Nabi yang berbunyi
nawaitu sauma ghadin, usalli fardal salati dzuhur, nawaitu wudhu. Ini tidak
pernah ada lafadz haditsnya.
Dari
mana ini? Ini dari teman-teman kita yang menisbatkan diri kepada madzab
Syafi’inya di Mesir, tepatnya di Al-Azhar. Mereka mengatakan niat itu harus
supaya orang itu tidak lupa dan jelas dia ucapkan dengan lisannya, lalu
disusunlah niat-niat itu. Kalau mau sholat, usalli fardal salati dzuhur,
nawaitu sauma ghadin untuk puasa, nawaitu wudhu a dan seterusnya.
Ini
semua disusun. Mereka pun mengatakan dalam buku-buku mereka, ini adalah niat
pelengkap bukan niat asas. Niat asas dalam hati. Kalau ada seseorang mengucapkan
dalam lisannya nawaitu sauma ghadin, usalli fardal salati dzuhur tapi dalam
hatinya tidak niat sholat maka tidak diterima.
Tapi
kalau ada orang niat dalam hatinya mau sholat dzuhur dan dia lupa ucapkan usalli
fardal salati dzuhur, diterima sholatnya karena asas niat adalah hati. Ini
pendapat yang menisbatkan diri kepada Asy-Syafi’iyah adanya niat dalam lisan,
tapi itu pelengkap bukan asas.
Kalau
jumhur ulama, imam Ahmad, imam Malik, imam Abu Hanifa tidak ada niat kecuali
dalam hati. Seperti contoh bapak ibu mau sholat Isya, begitu iqomah kita
berdiri di shaf. Bukankah dalam hati kita sudah niat mau sholat Isya? Kan dalam
hati kita tidak mungkin sholat maghrib, tidak mungkin sholat subuh.
Sama
pada saat kita berdiri di shaf belakang jadi makmum. Bukankah sudah niat jadi
makmum? Bukankah tadi imam kita pada saat maju di tempat imamnya, dia sudah
niat mau jadi imam dalam hatinya. Itulah niat sholat, dia tidak perlu
mengatakan makmuman atau imaman, sudah jelas niat jadi makmum dia.
Dia
mau sholat dhuha, dia berdiri mau sholat dhuha, tidak mungkin dia sholat
dzuhur. Itulah niatnya. Dan ini yang dikatakan oleh para jumhur ulama,
bahwasanya niat tidak perlu pakai lafadz karena tidak pernah dinukil dari Nabi
seperti itu. Satu-satunya yang disebutkan dan didengarkan oleh sahabat itu
waktu Nabi menyebutkan niat haji dan umrahnya.
Itupun
ada sebagian ulama yang mengatakan itu bukan niatnya, itu termasuk dalam
talbiahnya. Beliau mengatakan, Labbaik allahumma umratan (Ya Allah aku menjawab
panggilan umrahmu). labbaik allahumma hajjan (Ya Allah saya jawab panggilan
hajimu).
Jadi
Allahu a’lam saya melihat pribadi apa yang telah diperselisihkan oleh para
ulama, kita kembali ke jumhur ulama yang mengatakan tidak ada lafadz niat
karena dalam pemahaman pun ini bukan dari Imam Syafi’i tapi dari pengikut imam
Syafi’i yang datang setelahnya karena Al-Azhar ada jauh setelah imam Syafi’i.
Imam
Syafi’i wafat pada tahun 204 hijriyah sementara Al-Azhar ini ada tahun berapa,
sudah jauh. Makanya datang pengikut-pengikut yang menisbatkan diri lalu
kemudian memasukkan ke dalam sebuah madzab. Allahu a’lam.
Tulisan mungkin mengalami sedikit pengeditan.
Tulisan mungkin mengalami sedikit pengeditan.
Posting Komentar untuk "Niat Sholat Wajib Yang Benar - Ustadz Khalid Basalamah"